Selasa, 12 September 2017

Teknologi Gadget untuk Generasi Masa Kini

Artikel Ilmiah Populer subtema "Penggunaan Gadget yang Baik Bagi Siswa SD"



Teknologi Gadget untuk Generasi Masa Kini

oleh Alifia Azis Rahmasari

Dewasa ini gadget adalah hal yang tidak pernah lepas dari sentuhan manusia. Bayangkan saja, sekarang hampir tiap warga atau masyarakat di Indonesia telah memiliki gadget. Bahkan mungkin, tidak hanya satu. Kapan pun dan dimana pun gadget selalu ditangan, bangun tidur pun benda yang pertama kali disentuh ialah gadgetnya. Lalu, setelah asik main gadget akhirnya mereka lupa agenda yang harus mereka selesaikan pada hari itu. Seakan-akan kita terlena dengan benda tersebut. Sepertinya, hal ini malah sudah dianggap maklum bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Padahal, ini benar-benar merugikan kita. Waktu terbuang sia-sia hanya untuk bermain gadget, yang mungkin hanya digunakan untuk berinteraksi dengan teman di media sosial, game dan semacamnya. Namun, ini semua tidak menutup kemungkinan bahwa gadget juga memiliki manfaat bagi kegiatan-kegiatan manusia di era globalisasi ini. Contohnya saja untuk mengakses media sosial pasti kita butuh gadget, dalam media sosial kita tidak hanya bercakap-cakap dalam format teks, tetapi juga bisa menjadi lahan bisnis yang menguntungkan yaitu online shop. Dengan adanya gadget, kita juga bisa menjangkau jarak yang lumayan jauh untuk bertemu dan mengobrol dengan sanak saudara hanya dengan video call. Inilah penemuan luar biasa dalam bidang teknologi dan informasi di era globalisasi ini. Maka dari itu, tidak sedikit orang tua yang sudah menyediakan fasilitas-fasilitas modern untuk anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar dengan gadget, dari yang harganya terjangkau sampai yang harganya sekitar harga satu motor matic. Lalu, apakah hal ini bisa menjadi sesuatu yang positif untuk siswa SD? Bagaimana pula gadget tersebut dikelola dan digunakan dengan baik, sehingga penemuan canggih bidang teknologi ini bisa berfungsi optimal?
Siswa SD adalah bibit yang harus dijaga, dan dikembangkan dengan baik. Dengan cara mendidiknya yang sabar, telaten serta hati-hati. Siswa SD merupakan siswa yang cenderung cepat bosan apabila terlalu lama di dalam kelas untuk keperluan belajar. Maka dari itu guru selaku pendidik di sekolah harus bisa menerapkan metode dan sistem pembelajaran yang kreatif serta efisien. Dengan adanya gadget, sekolah atau instansi pendidikan telah banyak memanfaatkan alat tersebut untuk kepentingan belajar serta mengajar. Gadget bukan semerta-merta selalu berdampak buruk bagi siswa. Usia siswa SD memanglah usia dimana anak butuh bermain dan juga butuh untuk belajar. Dari adanya perkembangan teknologi seperti gadget tersebut, pastilah memudahkan seorang guru SD untuk menggunakan metode belajar dan sistem pembelajaran di kelas yang baru. Mungkin bagi sebagian sekolah ini hal yang kurang efektif, tetapi hal ini perlu dicoba. Sebagai contoh, gadget dalam hal ini digunakan untuk media yang khusus digunakan untuk belajar dan bermain saja ketika berada di sekolah, karena sekarang banyak aplikasi khusus untuk mengasah otak atau terdapat aplikasi untuk membuat sebuah game edukasi, yang isinya ialah soal-soal materi pelajaran yang telah diajarkan, aplikasi ini saya ketahui dari orang tua saya yang notabennya ialah seorang guru yang saat itu pernah mengikuti pelatihan IT di Kecamatan Gombong, Kebumen. Hal tersebut bisa jadi alternatif untuk mengatasi kebosanan yang melanda siswa SD dalam menghadapi pelajaran di sekolah. Misal saja, setelah sang guru memberikan materi pastinya sang guru tersebut ingin menguji pemahaman siswa tentang apa yang telah diajarkan. Nah, dengan gadget yang telah terinstal game edukasi inilah seorang guru tersebut dapat menjadikannya sebagai media pembelajaran yang efektif serta asik, apabila salah seorang siswa bisa menjawab semua dengan benar, berilah reward sesuai nilai yang telah tampil dalam layar gadget dalam aplikasi tersebut. Atau bahkan share peringkat tersebut dalam media sosial yang dimiliki guru tersebut. Namun, hal ini tetap saja harus dikontrol sesuai dengan porsinya, usahakan gadget yang digunakan dalam pembelajaran hanya bisa diakses di sekolah, seusai pelajaran tertentu atau setelah jam sekolah selesai. Lalu, gadget tersebut wajib di kembalikan.
Tidak hanya guru, siswa SD juga perlu bimbingan dan asuhan orang tua/wali di rumah. Karena siswa SD lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, maka tanggung jawab orang tua/wali semakin besar dalam perkembangan belajar siswa. Orang tua harus bisa berinteraksi, berkomunikasi serta mengawasi gerak-gerik anak selama di rumah. Apalagi dengan sudah disediakannya fasilitas-fasilitas modern seperti halnya gadget. Banyak sekali hal yang bisa diakses melalui gadget mulai dari mengakses internet, game, download berbagai macam file, musik, video, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, perlu adanya pengawasan dari orang tua apabila anak sedang menggunakan gadget. Banyak situs-situs di internet yang bisa diakses oleh gadget dan kebanyakan situs-situs tersebut kadang mempertontonkan hal yang tidak sebaiknya dilihat oleh anak SD. Walau katanya hal tersebut bisa difilter tetapi orang tua lah yang sebaiknya ikut memfilter hal-hal yang bisa diakses oleh anak-anak mereka.
Jangan sampai meninggalkan anak sendirian bermain gadget tanpa pengawasan. Karena kebiasaan tersebut akan mengakibatkan anak lebih suka berinteraksi dengan gadgetnya itu, dan baginya “Gadget is My World. Jika sudah seperti itu, akan susah melepaskan anak dari gadget. Padahal, orang tua menyediakan gadget bagi anaknya yang masih menjadi siswa SD untuk membantu anak-anak mereka dalam mengakses informasi-informasi penting yang bisa mengembangkan pola pikir anak, seperti dengan berita yang ringan mungkin, atau mengakses informasi tentang cara membuat kerajinan, yang bisa anak jadikan sebuah bisnis ketika ia sudah dewasa nanti, maupun mengakseses berbagai informasi untuk melatih anak berbicara bahasa asing dengan lancar. Itu yang harus diterapkan dan ditanamkan dalam benak dan pola pikir para orang tua yang telah menyediakan fasilitas gadget kepada anaknya. Bukan malah menyediakan gadget untuk anak yang masih menjadi siswa SD hanya untuk membuat dia tidak menangis ketika tidak ada teman di rumah. Sehingga, gadget malah menjadi lahan bermain anak seharian penuh. Bahkan bisa saja anak tersebut sudah tidak bisa lepas dari gadget kecuali dia lapar atau ingin makan, dan mandi? Mungkin saja tidak sempat melakukan kedua hal itu karena terlalu asiknya bermain gadget. Orang tua saja yang notabennya sudah dewasa masih bisa terlena karena gadget, apalagi dengan siswa SD yang notabennya masih perlu bimbingan. Solusi lain agar penggunaan gadget dapat berfungsi optimal bagi siswa SD, orang tua yang selalu lebih banyak mendampingi anaknya harus bisa membatasi waktu pemakaian dari gadget tersebut. Sehingga, waktu dalam sehari bisa terbagi menjadi waktu belajar, serta bermain. Nah, waktu dalam bermain ini bukan semerta-merta kita bebaskan anak tersebut untuk bermain gadget tetapi bermain disini ialah waktu untuk rekreasi, seperti berinteraksi dengan keadaan sekitar seperti berbincang-bincang dengan orang tua tentang apa yang telah dialami oleh sang anak ketika ia berada di sekolah, apa kesulitan yang dihadapi selama di sekolah, bergurau dengan orang tua. Selain itu, orang tua juga harus bisa mengembangkan jiwa sosial seorang anak atau siswa SD untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat sekitarnya seperti misalnya tetangga. Gadget memang bisa menghubungkan dan mendekatkan seseorang yang jauh di sana, tapi sifatnya maya, alias palsu. Maka dari itu, seorang anak juga perlu dunia yang nyata dalam berinteraksi. Pembatasan waktu dalam pemakaian gadget ini merupakan usaha mengontrol kebiasaan anak agar terjadwal atau agar kegiatan yang dilakukannya terstruktur. Walaupun, itu hal yang cukup sulit apabila telah kecanduan untuk memainkan gadget, tetapi apabila kebiasaan ini diterapkan secara teratur akan membuahkan hasil.
Dari beberapa hal di atas, telah saya jelaskan tentang cara orang tua dan sekolah atau guru SD agar dapat memanfaatkan gadget secara optimal dan baik bagi siswa SD. Namun, hal ini juga harus bisa diiringi dengan orang tua yang ikut belajar tentang kemajuan teknologi yang ada di era globalisasi. Karena apabila orang tua tidak dapat mengetahui perkembangan serta manfaat gagdet ini dengan baik, anak juga kurang bisa memanfaatkan gadget ini dengan benar.