Selasa, 12 September 2017

Teknologi Gadget untuk Generasi Masa Kini

Artikel Ilmiah Populer subtema "Penggunaan Gadget yang Baik Bagi Siswa SD"



Teknologi Gadget untuk Generasi Masa Kini

oleh Alifia Azis Rahmasari

Dewasa ini gadget adalah hal yang tidak pernah lepas dari sentuhan manusia. Bayangkan saja, sekarang hampir tiap warga atau masyarakat di Indonesia telah memiliki gadget. Bahkan mungkin, tidak hanya satu. Kapan pun dan dimana pun gadget selalu ditangan, bangun tidur pun benda yang pertama kali disentuh ialah gadgetnya. Lalu, setelah asik main gadget akhirnya mereka lupa agenda yang harus mereka selesaikan pada hari itu. Seakan-akan kita terlena dengan benda tersebut. Sepertinya, hal ini malah sudah dianggap maklum bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Padahal, ini benar-benar merugikan kita. Waktu terbuang sia-sia hanya untuk bermain gadget, yang mungkin hanya digunakan untuk berinteraksi dengan teman di media sosial, game dan semacamnya. Namun, ini semua tidak menutup kemungkinan bahwa gadget juga memiliki manfaat bagi kegiatan-kegiatan manusia di era globalisasi ini. Contohnya saja untuk mengakses media sosial pasti kita butuh gadget, dalam media sosial kita tidak hanya bercakap-cakap dalam format teks, tetapi juga bisa menjadi lahan bisnis yang menguntungkan yaitu online shop. Dengan adanya gadget, kita juga bisa menjangkau jarak yang lumayan jauh untuk bertemu dan mengobrol dengan sanak saudara hanya dengan video call. Inilah penemuan luar biasa dalam bidang teknologi dan informasi di era globalisasi ini. Maka dari itu, tidak sedikit orang tua yang sudah menyediakan fasilitas-fasilitas modern untuk anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar dengan gadget, dari yang harganya terjangkau sampai yang harganya sekitar harga satu motor matic. Lalu, apakah hal ini bisa menjadi sesuatu yang positif untuk siswa SD? Bagaimana pula gadget tersebut dikelola dan digunakan dengan baik, sehingga penemuan canggih bidang teknologi ini bisa berfungsi optimal?
Siswa SD adalah bibit yang harus dijaga, dan dikembangkan dengan baik. Dengan cara mendidiknya yang sabar, telaten serta hati-hati. Siswa SD merupakan siswa yang cenderung cepat bosan apabila terlalu lama di dalam kelas untuk keperluan belajar. Maka dari itu guru selaku pendidik di sekolah harus bisa menerapkan metode dan sistem pembelajaran yang kreatif serta efisien. Dengan adanya gadget, sekolah atau instansi pendidikan telah banyak memanfaatkan alat tersebut untuk kepentingan belajar serta mengajar. Gadget bukan semerta-merta selalu berdampak buruk bagi siswa. Usia siswa SD memanglah usia dimana anak butuh bermain dan juga butuh untuk belajar. Dari adanya perkembangan teknologi seperti gadget tersebut, pastilah memudahkan seorang guru SD untuk menggunakan metode belajar dan sistem pembelajaran di kelas yang baru. Mungkin bagi sebagian sekolah ini hal yang kurang efektif, tetapi hal ini perlu dicoba. Sebagai contoh, gadget dalam hal ini digunakan untuk media yang khusus digunakan untuk belajar dan bermain saja ketika berada di sekolah, karena sekarang banyak aplikasi khusus untuk mengasah otak atau terdapat aplikasi untuk membuat sebuah game edukasi, yang isinya ialah soal-soal materi pelajaran yang telah diajarkan, aplikasi ini saya ketahui dari orang tua saya yang notabennya ialah seorang guru yang saat itu pernah mengikuti pelatihan IT di Kecamatan Gombong, Kebumen. Hal tersebut bisa jadi alternatif untuk mengatasi kebosanan yang melanda siswa SD dalam menghadapi pelajaran di sekolah. Misal saja, setelah sang guru memberikan materi pastinya sang guru tersebut ingin menguji pemahaman siswa tentang apa yang telah diajarkan. Nah, dengan gadget yang telah terinstal game edukasi inilah seorang guru tersebut dapat menjadikannya sebagai media pembelajaran yang efektif serta asik, apabila salah seorang siswa bisa menjawab semua dengan benar, berilah reward sesuai nilai yang telah tampil dalam layar gadget dalam aplikasi tersebut. Atau bahkan share peringkat tersebut dalam media sosial yang dimiliki guru tersebut. Namun, hal ini tetap saja harus dikontrol sesuai dengan porsinya, usahakan gadget yang digunakan dalam pembelajaran hanya bisa diakses di sekolah, seusai pelajaran tertentu atau setelah jam sekolah selesai. Lalu, gadget tersebut wajib di kembalikan.
Tidak hanya guru, siswa SD juga perlu bimbingan dan asuhan orang tua/wali di rumah. Karena siswa SD lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, maka tanggung jawab orang tua/wali semakin besar dalam perkembangan belajar siswa. Orang tua harus bisa berinteraksi, berkomunikasi serta mengawasi gerak-gerik anak selama di rumah. Apalagi dengan sudah disediakannya fasilitas-fasilitas modern seperti halnya gadget. Banyak sekali hal yang bisa diakses melalui gadget mulai dari mengakses internet, game, download berbagai macam file, musik, video, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, perlu adanya pengawasan dari orang tua apabila anak sedang menggunakan gadget. Banyak situs-situs di internet yang bisa diakses oleh gadget dan kebanyakan situs-situs tersebut kadang mempertontonkan hal yang tidak sebaiknya dilihat oleh anak SD. Walau katanya hal tersebut bisa difilter tetapi orang tua lah yang sebaiknya ikut memfilter hal-hal yang bisa diakses oleh anak-anak mereka.
Jangan sampai meninggalkan anak sendirian bermain gadget tanpa pengawasan. Karena kebiasaan tersebut akan mengakibatkan anak lebih suka berinteraksi dengan gadgetnya itu, dan baginya “Gadget is My World. Jika sudah seperti itu, akan susah melepaskan anak dari gadget. Padahal, orang tua menyediakan gadget bagi anaknya yang masih menjadi siswa SD untuk membantu anak-anak mereka dalam mengakses informasi-informasi penting yang bisa mengembangkan pola pikir anak, seperti dengan berita yang ringan mungkin, atau mengakses informasi tentang cara membuat kerajinan, yang bisa anak jadikan sebuah bisnis ketika ia sudah dewasa nanti, maupun mengakseses berbagai informasi untuk melatih anak berbicara bahasa asing dengan lancar. Itu yang harus diterapkan dan ditanamkan dalam benak dan pola pikir para orang tua yang telah menyediakan fasilitas gadget kepada anaknya. Bukan malah menyediakan gadget untuk anak yang masih menjadi siswa SD hanya untuk membuat dia tidak menangis ketika tidak ada teman di rumah. Sehingga, gadget malah menjadi lahan bermain anak seharian penuh. Bahkan bisa saja anak tersebut sudah tidak bisa lepas dari gadget kecuali dia lapar atau ingin makan, dan mandi? Mungkin saja tidak sempat melakukan kedua hal itu karena terlalu asiknya bermain gadget. Orang tua saja yang notabennya sudah dewasa masih bisa terlena karena gadget, apalagi dengan siswa SD yang notabennya masih perlu bimbingan. Solusi lain agar penggunaan gadget dapat berfungsi optimal bagi siswa SD, orang tua yang selalu lebih banyak mendampingi anaknya harus bisa membatasi waktu pemakaian dari gadget tersebut. Sehingga, waktu dalam sehari bisa terbagi menjadi waktu belajar, serta bermain. Nah, waktu dalam bermain ini bukan semerta-merta kita bebaskan anak tersebut untuk bermain gadget tetapi bermain disini ialah waktu untuk rekreasi, seperti berinteraksi dengan keadaan sekitar seperti berbincang-bincang dengan orang tua tentang apa yang telah dialami oleh sang anak ketika ia berada di sekolah, apa kesulitan yang dihadapi selama di sekolah, bergurau dengan orang tua. Selain itu, orang tua juga harus bisa mengembangkan jiwa sosial seorang anak atau siswa SD untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat sekitarnya seperti misalnya tetangga. Gadget memang bisa menghubungkan dan mendekatkan seseorang yang jauh di sana, tapi sifatnya maya, alias palsu. Maka dari itu, seorang anak juga perlu dunia yang nyata dalam berinteraksi. Pembatasan waktu dalam pemakaian gadget ini merupakan usaha mengontrol kebiasaan anak agar terjadwal atau agar kegiatan yang dilakukannya terstruktur. Walaupun, itu hal yang cukup sulit apabila telah kecanduan untuk memainkan gadget, tetapi apabila kebiasaan ini diterapkan secara teratur akan membuahkan hasil.
Dari beberapa hal di atas, telah saya jelaskan tentang cara orang tua dan sekolah atau guru SD agar dapat memanfaatkan gadget secara optimal dan baik bagi siswa SD. Namun, hal ini juga harus bisa diiringi dengan orang tua yang ikut belajar tentang kemajuan teknologi yang ada di era globalisasi. Karena apabila orang tua tidak dapat mengetahui perkembangan serta manfaat gagdet ini dengan baik, anak juga kurang bisa memanfaatkan gadget ini dengan benar.



Kamis, 10 Agustus 2017

Kuliah Jurusan Pendidikan ? Why not ?

haihaihaiiiiii guys!! akhirnya setelah sekian lama aku pun comeback, hehe jadi kaya boyband-boyband korea yang lagi pada jamannya comeback ya xD eheheh. Maaf baget buat para pembaca setia yang selalu nemuin postingan blogku yang sudah jadul-jadul itu :D kalian pastinya bosen. Kenapa sih jarang banget ngepost atau kok udah jarang update entri baru? Ceritanya panjang banget yak, jadi sejak lulus SMP aku udah gak terlalu ngurus ini blog karena ternyata blog ini gak ngaruh buat pelajaran TIK di SMA, karena ketika di SMA aku disuruh buat yang baru lagi, jadi blog yang telah aku rintis sejak lama ini untuk sementara waktu saat aku SMA gak lagi aku percantik dengan postingan-postingan. Intinya aku beralih menyibukkan diri di blog yang baru, dengan judul blog yang sudah ditentukan sama guru aku. Penuh usaha penuh banget biar blog baru itu banyak viewersnya. Selain itu di SMA waktuku udah gak selo (luang) lagi, karena mulai SMA aku udah disibukkan dengan les mata pelajaran fisika, kimia, dan matematika (ya aku anak MIPA) belum lagi angkatan 2013 kaya aku ini diributkan dengan perubahan kurikulum, dan waktu belajar di sekolah yang awalnya 6 hari kerja jadi 5 hari kerja. Yah kalo diterusin penjelasan ini panjangnya bakal ngelebihin entri yang bakal aku isi :v. Ya udah mending sekarang kita langsung aja menuju apa yang akan aku diskusikan berikut ini, judul entri baru ini fresh banget ini, dan pastinya bakal bantu kalian yang mau kuliah frustasi jurusa atau prodi apa yang dipilih.





Bagi kalian yang udah kelas XII pasti mulai bingung milih jurusan atau prodi yang mau kalian masukin di perguruan tinggi. Pastinya juga kalian udah mulai nebak-nebak kalian itu bisanya dalam bidang apa, untuk yang program MIPA mungkin kalau kalian suka pelajaran yang ngitung-ngitung gitu dan punya skill gambar yang memadai, kreatif pasti kalian ingin masuk jurusan arsitektur, atau mungkin teknik sipil, atau mungkin perencanaan wilayah kota, dan lain-lain. Yang suka biologi mungkin cenderung ingin ke prodi yang seperti Kedokteran, ilmu gizi, keperawatan, dan lain-lainnya. Kalau kimia mungkin farmasi, teknik kimia, dan sebagainya. nah itu kalo program MIPA kalo IPS? Aku kurang tahu untuk yang IPS itu apa maaf ya. Yang aku tahu mungkin kalian yang anak IPS seringnya minat ke hal-hal kaya Psikologi, hukum, Ilmu politik, Filsafat, Akuntansi, dan lain sebagainya yang gak bisa aku sebutin satu-satu.
kalian pasti juga lagi berusaha sekuat tenaga buat bisa masuk ke jalur snmptn, selain itu ada jalur sbmptn maupun jalur yang terakhir seleksi mandiri/ujia mandiri yang jadwalnya menyesuaikan perguruan tinggi masing-masing. 

kenapa sih aku buat entri yang isinya begini? ini terinspirasi dari kisah nyata kok, alias ini emang pengalaman aku sendiri. kalian yang baca ini dan mungkin kenal sama aku pasti berpikiran kalo aku pengecut dan gak suka tantangan dalam hidup :v. kok bisa gitu si? hahaha. Hmm ya jadi, dulu aku sempat bingung juga kok kaya kalian adik-adik kelas XII SMA yang mungkin lagi baca entri blogku bagian ini. rasanya bimbang bangettttt, nanti mau nerusin di prodi atau jurusan apa, univ apa? jalur masuknya yang paling pertama harus dihadapi jalur SNMPTN yang dimana seleksinya nasional melalui prestasi akademik maupun non akademik. Awalnya , aku berpikir pingin ambil Teknik, tapi aku bingung mau teknik apa antara Teknik Fisika atau Kimia, karena 2 mapel itulah yang bener-bener aku suka dan bener-bener aku ingin dalami. Asli itu prodi pertama yang terlintas di kepalaku. lalu aku flashback jaman aku baru masuk SMA , alias kelas X. aku bercita-cita dan berjanji untuk bisa kembali ke daerah istimewa yaitu Yogyakarta , kota ini sudah membuat saya jatuh hati sejak SD saat saya diajak bertamasya oleh ayah. Sejak SD saya bermimpi untuk bisa kembali berlibur disana, eh ya ternyata SMA saya 2 kali dalam 1 semester bisa pergi ke Yogyakarta untuk berlibur ya walau ini rombongan kantor ayahku. tapi aku senang dan aku rasa Allah SWT memang memanggil saya untuk bisa kembali kesini dan memberi petunjuk bahwa aku memang berjodoh dengan kota ini, berjodoh untuk bisa menimba ilmu disini. sejak itulah saya percaya bahwa saya memang tidak bisa berpaling untuk tidak kuliah di Yogyakarta yang istimewa ini :)

nah balik lagi ke prodi yang tadi aku inginkan, prodi teknik tersebut ada di salah satu universitas di Yogyakarta yang pastinya memang terkenal dan bonafide. Namun, saya kembali berpikir dan konsultasi ke orang tua. selain itu saya juga instropeksi diri kembali tentang bagaimana nilai-nilai saya yang telah terkumpul selama 5 semester. untuk nilai jujur memang nilai saya gak seterusnya naik atau statis. melainkan ya naik turun. Hanya saja masih dalam taraf aman. lalu saya cek kembali apa yang perlu di siapkan agar dapat masuk ke universitas itu. dan pastinya bertanya-tanya kepada kakak-kakak yang sudah menjadi mahasiswa sana. Ternyata setelah beberapa perkembangan saya ragu masuk universitas itu, karena saya tidak memiliki sertifikat apapun dari kejuaraan maupun sertifikat organisasi. padahal saya menjabat satu periode kepengurusan suatu organisasi di sekolah saya. tapi yang diberi ialah yang 2 periode, lucu sih tapi ya ya udahlah gapapa. dari situ saya muter strategi ke universitas yang menyuguhkan fisika juga tapi bukan dalam bidang teknik. Kenapa gak milih fisika yang murni aja ? gak suka yang terlalu murni-murni, selain liat nilai rapor, sertifikat, kita juga harus menilik gimana kemampuan kita yang sebenarnya dalam belajar, dalam menangani masalah, dalam berpikir, kesulitan yang bisa dihadapi kita dan tekanan ketika menjadi mahasiswa. Jadi, ini tuh gak gampang apalagi spele. yang paling utama sih belajar IKHLAS DULU kalau kalian udah tau seberapa besar kemampuan kalian. pinggirin dulu EGO dan GENGSI kalian. Sulit emang, tapi aku aja bisa, masa kalian gak? kalian pastinya yang lagi baca ini , aku yakin bisa lebih baik dari aku. cuma aku memberi peringatan aja sama nasehat sebisa aku biar kalian bisa melangkah lebih baik. "ah, mba nya cuma bisa ngomong doang gak tau si yang dialamin sebenernya." ehh justru saya sudah ngalamin sendiri. Nah karena udah tau kemampuan dan kembali lagi berkonsultasi ke orang tua dan minta petunjuk kepada Allah SWT . aku mantap milih "Prodi Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Yogyakarta".
Pilihanku ini memang tidak banyak yang mengetahui pada awalnya. apalagi guru yang selama ini mungkin mengenaliku dengan baik dalam istilah tau kemampuan saya. teman dan guruku awalnya bingung kenapa pingin milih prodi tersebut. Awalnya guruku sempat menanyakan dan menawarkan kepadaku untuk masuk kedokteran, sontak tanggapanku kaget. jujur saja aku gak suka pelajaran biologi, asal kalian tahu saya sering ngantuk ketika pelajaran biologi berlangsung ya karena isinya hafalan. masih mending matematika, fisika atau kimia. rasa belajar biologi itu kaya belajar sejarah....
selain itu pengalaman yang paling nyebelin itu ketik salah satu temanku menanyakan hal yang paling sensitif menurutku, ya dia bertanya akan hal ini "serius kamu mau ambil prodi itu ? apa sih cita-citamu ? bapakmu kan guru fi, kamu gamau gitu bisa LEBIH DARI ORANG TUA? apa orang tuamu gak mau kamu biar bisa lebih dari mereka ? hm dari pertanyaan itu aku berasa gimana gitu. bukan sakit bukan, tapi sebel aja. nah akhirnya aku jawab aja dan sekalian inilah yang mau aku klarifikasikan kepada teman-teman atau mungkin adik-adik sekalian. kuliah prodi atau jurusan pendidikan itu memang mungkin nanti kalian bisa jadi pendidik tapi gak harus GURU. bisa saja jadi dosen. tergantung kalian habis lulus S1 tuh kalian mau lanjut apa. bisa linier langsung pendidikan lagi ya bisa. Nah sekarang yang mau aku tanyakan ke kalian yang mungkin pernah bertanya soal ini, dan underestimate tentang prodi atau jurusan PENDIDIKAN ini, apa salahnya sih jadi GURU, ATAU PENDIDIK?kan masih sama-sama manusia,aku tuh sempet bingung di Indonesia emang sering banget orang tuh underestimate sama salah satu jurusan yang mungkin mereka kira "KURANG BERGENGSI". memangnya kalo kuliah pendidikan kita gak bisa lebih dari orang tua kita? rejeki itu yang ngatur Allah SWT... kesuksesan juga selain usaha ya pastinya selalu Allah SWT yang mengatur. Terus kalian yang udah kuliah di jurusan atau prodi Pendidikan, kalian malu gitu? gak masuk ke prodi bergengsi dan gak memiliki orientasi kerja yang luas? emangnya kalo kuliah pendidikan HIDUP LO KELAR GITU AJA? jawabannya GAK. kalian gak harus nyesel atau malu kok kuliah di prodi atau jurusan pendidikan. daripada kalian tertekan akan gengsi dan keinginan orang lain yang gak tau kemampuan kalian sendiri. Ya memang kemampuanku emang gak sebesar anak-anak teknik di luar sana, tapi aku dan kalian yang mungkin mau atau sedang kuliah di prodi pendidikan bisa buktikan kepada orang-orang yang memandang rendah kalian akan jurusan atau prodi saat kalian kuliah bahwa kalian lebih dari apa yang mereka pikir, kalian dan aku bisa berprestasi bak akademik maupun non akademik, bisa membuktikan kalau hasil beajar selama kuliah baik, dan lulus tepat waktu. 

Yang harus kalian tahu kuliah bukan tentang GENGSI ATAU HARGA DIRI tapi bagaimana kamu berproses di dalamnya yang awalnya cuma ulat yang gatau apa-apa lalu terbungkus menjadi kepompong dan menjadi kupu-kupu indah alias WISUDA.. Eits tapi gaess inget kupu-kupu juga bukan akhir dari perjalanan kita juga masih harus menghadapi kehidupan masyarakat yang sebenarnya. alias kerja. Kuliah itu masih sebagai medan latihan kita untuk terjun ke medan perang. kalo dari awal dirimu saja sudah dipaksa untuk masuk kuliah di suatu jurusan tertentu dan bukan karena kemampuan dan kemauan sendiri bagaimana kamu bisa ENJOY dalam berproses? pastinya hasilnya tidak sesempurna apa yang dilakukan secara ikhlas. 


entri ini bukannya membuat kalian putus asa loh ya, tapi untuk memotivasi kalian bar kalian berani untuk mengambil resiko atau tantangan yang baru untuk mendobrak apa yang orang-orang bilang bahwa kalian gak sebaik yang mereka bilang. Sebenarnya postingan ini general, berlaku untuk semua orang yang kuliah di prodi apa aja yang mungkin pernah merasa di remehkan dan dianggap bahwa ini sesuatu yang enteng. mereka belum tau aja gimana susahnya dan ribetnya serta tekanan-tekanan yang ada. 



So, Always keep spirit ! Never Give Up! Reach Your Dreams! 


See you next time !☺

Kamis, 12 Februari 2015

Laporan Praktikum identifikasi larutan asam-basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

1.     Judul           : Identifikasi asam basa dengan indikator lakmus dan universal
2.     Tujuan        :
a)  Mengidentifikasi larutan asam/basa
b)  Menentukan pH larutan
3.     Alat dan Bahan :
Ø  Alat :             
·     Cawan porselen 

·     Plat tetes
·     Pipet tetes
·     Gelas beaker
·     Indikator universal
·     Lakmus merah
·     Lakmus biru
·     Tisu
Ø  Bahan :
·      Obat maag cair
·      Air mobil
·      Air hujan
·      Air laut
·      Air dijemur
·      Jeruk nipis
·      Jeruk manis
·      Air sungai
·       Larutan A dan B
4.   Cara kerja :
1.     Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan praktikum.
2.     Tuanglah bahan seperti air mobil, air hujan, air laut, air dijemur, air sungai, serta bahan uji lain ke dalam gelas beaker atau cawan porselen yang tersedia, lalu ukur pHnya dengan indikator universal atau pH meter.
3.     Setelah menguji pH menggunakan indikator universal atau bisa juga menggunakan pH meter, ambilah larutan-larutan atau bahan yang diuji tadi dengan menggunakan pipet dan tuangkan kedalam plat tetes satu per satu. Lalu, ujilah dengan lakmus merah dan lakmus biru dengan memasukan lakmus ke dalam larutan tersebut.
4.     Amatilah perubahan warnanya, lalu catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan atau tabel hasil percobaan.
5.       Hasil Pengamatan
No
Zat / larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
pH
Sifat larutan
Asam
Basa
Netral
1.
Air dijemur
Merah
Merah
6
ü  


2.
Air mobil
Merah
Biru
7


ü  
3.
Air hujan
Merah
Merah
6
ü  


4.
Air sungai
Merah
Merah
6
ü  


5.
Air jeruk nipis
Merah
Merah
4,4
ü  


6.
Air jeruk manis
Merah
Merah
4,5
ü  


7.
Air laut
Merah
Biru
8

ü  

8.
Obat maag cair
Biru
Biru
10

ü  

9.
Larutan A
Biru
Biru


ü  

10.
Larutan B
Merah
Merah

ü  



6.       Pembahasan
Setelah mengamati percobaan dari praktikum ini saya mencoba menganalisis data yang terkumpul. Berikut hasil analisisnya :
1.     Dari tabel diatas saat air dijemur dicelupkan lakmus merah berubah berwarna merah dan lakmus biru berubah warna menjadi merah, dengan pH 6 maka dari itu air dijemur bersifat asam,
2.     Air mobil yang telah diuji pada kelompok saya ternyata tidak mengalami perubahan warna ketika diuji dengan lakmus merah dan biru begitu pula saat di ukur pHnya menggunakan indikator universal dan pH meter, air mobil bersifat netral.
3.     Air hujan bersifat asam karena terdapat perubahan warna lakmus biru menjadi merah dan merah tetap menjadi merah, dengan pH 6.
4.     Begitu pula dengan air sungai sama bersifat asam dengan pH yang sama pula.
5.     Untuk jeruk nipis dan jeruk manis, walau rasanya berbeda jauh, tetapi keduanya bersifat asam, karena mengalami perubahan pada lakmus biru yang menjadi merah.
6.     Air laut ketika diukur menggunakan lakmus tidak mengalami perubahan namun pada pH meter malah menghasilkan angka pH sebesar 8. Seharusnya 7 yaitu netral.
7.     Obat maag cair yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida pastinya langsung mengalami perubahan pada lakmus maupun indikator universal dengan sifat larutan basa. Lakmus merah berubah menjadi biru, dan lakmus biru tetap
8.     Larutan A ternyata bersifat basa sedangkan larutan B bersifat asam. Cukup dengan mengetahui perubahan warna pada lakmus merah maupun biru.
7.       Kesimpulan
Ø Bahwa kertas lakmus merah yang diberi larutan basa akan berubah warna menjadi biru ,dan kertas lakmus biru yang diberi larutan asam akan berubah warna menjadi merah.
Ø Bahwa larutan asam mempunyai pH 1-6, larutan Netral mempunyai pH 7 sedangkan larutan Basa mempunyai pH 8-14.
Ø Yang termasuk larutan asam adalah :
·        Air dijemur
·        Air hujan
·        Air sungai
·        Air jeruk nipis
·        Air jeruk manis
·        Larutan B
Ø  Yang bersifat basa :
·          Obat maag cair
·          Larutan A
Ø  Yang bersifat netral :
·          Air mobil
·          Air laut
8.       Jawaban pertanyaan
Jelaskan sifat air hujan. Mengapa demikian? Jelaskan dengan reaksinya !
Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Karena air hujan tersebut bersifat asam maka dapat disimpulkan itu merupakan hujan asam. Dengan reaksi air hujan sebagai berikut:

9.       Lampiran